Presiden Lebanon kembali Sebut Syiah Hizbullah Ancaman Bagi Negara
http://islamic-defender.blogspot.com/2013/11/presiden-lebanon-kembali-sebut-syiah.html
PRESIDEN Lebanon secara tegas kembali menyatakan gerakan Syiah Hizbullah sebagai ancaman bagi negara. Dalam pidatonya pada malam peringatan 70 tahun kemerdekaan Lebanon dari Perancis, presiden Michel Sleiman menegaskan bahwa kemerdekaan Lebanon terancam oleh pihak atau kelompok yang beroperasi secara terpisah dari negara, sebuah rujukan yang jelas kepada kelompok Syiah sesat Hizbullah.
Perayaan kemerdekaan datang hanya beberapa hari setelah
ledakan mengguncang Beirut, sehingga memicu lebih banyak kekhawatiran bahwa negara itu akan terjun ke kekerasan sektarian yang dipicu oleh konflik di Suriah.Dalam sambutannya, Sleiman mengkritik operasi Syiah Hizbullah yang terus menerus di luar kontrol negara serta keterlibatan kelompok milisi Syiah Hizbullah dalam perang sipil Suriah.
“Sebuah kemerdekaan negara tidak dapat dibangun jika pihak atau kelompok di Lebanon memutuskan untuk menjadi independen dari negara termasuk jika mereka menolak konsensus nasional dengan memutuskan untuk melintasi perbatasan dan terlibat dalam konflik bersenjata di negara lain, sehingga membuat persatuan nasional dan perdamaian sipil terancam dalam bahaya,” kata Sleiman dalam pidato yang disiarkan televisi, seperti dikutip oleh surat kabar Lebanon Daily Star.
Syiah Hizbullah sendiri mengatakan intervensi mereka di Suriah bertujuan untuk melindungi tempat-tempat suci Syiah dari serangan pejuang oposisi yang menentang Presiden Bashar al-Assad. Pemimpin Syiah Hizbullah Hassan Nasrallah juga mengatakan bulan ini bahwa para pejuang mereka akan tetap berada di Suriah sebanyak yang diperlukan untuk menggagalkan apa yang mereka sebut konspirasi Israel terhadap Suriah dan sekutu-sekutunya.
Dengan referensi secara tidak langsung terkait persenjataan Syiah Hizbullah, Presiden Sleiman mengatakan tentara Lebanon harus memiliki kontrol penuh atas penggunaan senjata di dalam wilayah negara mereka.
“Kita tidak bisa berbicara tentang kemerdekaan jika negara gagal menerapkan otoritas sendiri atas seluruh wilayah nasional, menindak pelanggaran, melawan kelompok takfiri serta terorisme, kecuali angkatan bersenjata menjadi satu-satunya pemegang senjata dan penyelenggara kemampuan pertahanan di bawah pengawasan otoritas politik,” tegas Sleiman.
Sleiman juga mengimbau untuk “penarikan segera” Hizbullah dari konflik Suriah, yang telah menewaskan lebih dari 120.000 orang dan memaksa jutaan warga meninggalkan rumah mereka sejak perang meletus pada Maret 2011.