Menepis Kabar ‘Perpecahan’ Di Dalam Barisan Mujahidin Asal Kaukasus, Sayfullah Serukan Persatuan !
http://islamic-defender.blogspot.com/2013/11/menepis-kabar-perpecahan-di-dalam.html
SURIAH – Sebelumnya pada bulan September, dikabarkan Sayfullah (hafidzahullah)memisahkan diri dari Jaish Muhajirin wa Ansar, dan mengatakan bahwa ia telah membentuk brigade baru.
Jaish Muhajirin wa Ansar, yang dipimpin oleh Abu Umar Shishani (hafidzahullah), merupakan kelompok terbesar mujahidin Chechnya di Suriah, dan telah bekerja sama dengan ISIS. Memang, Abu Umar, Amir Jaish telah bertindak sebagai pemimpin ISIS cabang utara.
Walaupun sebagian anggotanya
ada yang melakukan sumpah setia (baiat) kepada Amir ISIS Namun sampai sekarang, Jaish belum secara resmi sumpah setia (Baiat) kepada ISIS dan banyak mujahidin didalamnya yang sedang menunggu untuk melakukan sumpah setia (Baiat) atau tidak. Hal ini dikarenakan banyak dari para mujahidin Chechnya telah bersumpah setia (Baiat) kepada Dokka Umarov, Amir Imarah Kaukasus.Mungkin ada yang bertanya-tanya tentang perselisihan yang terjadi antara Sayfullah dengan Abu Umar Syisani sehingga banyak bermunculan seputar kabar-kabar miring seputar perpecahan, beberapa dari mereka mencela salah satu diantara dua mujahidin asal checnya ini bahkan menebarkan berita bohong untuk menghancurkan barisan mujahidin naudzubillah.
Tidak ada perpecahan yang serius diantaranya mujahidin, tetapi yang ada adalah perbedaan pendapat dan hal ini sedang diselesaikan sesuai hukum Syariah.
Perbedaan pendapat yang terjadi antara Sayfullah dengan Abu Umar Syisani adalah perbedaan pendapat mengenai apakah mujahidin asal Kaukasus harus independen atau apakah mereka harus bersumpah setia (baiat) kepada ISIS.
Terjadinya perbedaan pendapat ini bisa dimaklumi karena sebelumnya banyak dari mujahidin asal Kaukasus yang telah berbaiat oleh amir Imarah Kaukasus, Dokka Umarov (hafidzahullah). Bahkan kabar terakhir menyebutkan bahwa mujahidin asal kaukasus ini telah menunggu persetujuan dari Dokka Umarov terkait dengan Baiat kepada ISIS.
Menurut FiSyria, Jaish Muhajirin wa Ansar yang berasal dari wilayah Kaukasus Utara belum bersumpah setia kepada Al Baghdadi, karena sebelumnya mereka telah bersumpah setia (baiat) kepada Dokka Umarov (hafidzahullah), amir Imarah Kaukasus.
FiSyria melaporkan bahwa para anggota Jaish Muhajirin wa Ansar yang berasal dari Kaukasia Utara menunggu persetujuan sumpah setia (Baiat) dari Dokka Umarov.
Pada hari Kamis, akun Twitter yang terkait dengan pendukung mujahidin Kaukasus menjelaskan perbedaan pendapat yang terjadi diantara kedua pemimpin jihad tersebut. Sebuah pernyataan lagi diposting di Internet menjelaskan bahwa amir Syafullah tidak bersalah karena telah menghujat atau melakukan kejahatan lain, tetapi bahwa ia hanya ingin menjaga dirinya dan mujahidin lainnya independen. Catatan pernyataan bahwa amir Sayfullah telah berpartisipasi dalam pertempuran untuk membebaskan banyak daerah di Suriah, dan bahwa ia sekarang menyerukan agar mujahidin dari Kaukasus agar menyisihkan perbedaan pendapat dan fokus pada aksi militer ketimbang membubarkan kelompok.
Murad Batal Shishani, seorang wartawan yang tinggal di London yang menjadi kontributor untuk BBC Arab, menjelaskan alasan mengapa amir Sayfullah membelot dari kelompok Abu Umar :
“Sayfullah tidak sependapat dengan Abu Umar Syisani karena ia menolak untuk bekerja dibawah payung sebuah grup di Suriah, beliau lebih memilih agar JMwA tetap independen.” Kicau Murad Batal di Twitternya.
“Perbedaan pendapat antara Sayfullah dan Abu Umar adalah dalam masalah organisasi bukan ideologi” Lanjut Murtad Batal.
Awal bulan ini, Sayfullah membuat pernyataan di video, di mana ia menyerukan persatuan :
“Hari ini kami telah datang ke sini untuk bersatu … Alhamdulillah, kami akan terus bekerja, insya Allah, bersama-sama … berbagai perselisihan akan diselesaikan insya Allah …. Kami telah berkumpul di sini untuk berjihad, kami berjihad dan kami akan melanjutkan jihad,” Sayfullah mengatakan. Menunjuk mujahidin Chechnya di kedua sisinya yaitu – Musa Shishani (hafidzahullah) dan Muslim Shishani (hafidzahullah) amir Jundu As Sham.
Sayfullah kemudian mempersilahkan Muslim Shishani, untuk berbicara . Muslim Shishani menegaskan bahwa kelompok telah berkumpul untuk bersatu bersama-sama. Hal ini harus terjadi sebelum terlambat, katanya, namun sedikit demi sedikit, orang-orang telah bersatu dan kesatuan ini akan menghasilkan hasil yang baik :
Kami telah bersatu untuk bekerja sama, untuk merencanakan bersama-sama, untuk mempersiapkan bersama-sama …, Jika sesuatu muncul di antara kita, sesuatu yang tidak dipahami kami akan menyelesaikan di sini sesuai dengan Hukum Syariah …. Kami memiliki banyak saudara yang sedang belajar di sini, kami akan menyelesaikan segala (masalah) diantara diri kami sesuai ketentuan Syariah …. fitnah terbesar akan terjadi ketika masalah tidak diselesaikan sesuai Syariah, ” tambahnya.
Muslim Shishani menggambarkan diskusi yang diselenggarakan oleh sekelompok mujahidin Chechnya, termasuk bersama dengan Umar Shishani amir Jaish Muhajirin wa Ansar dan Sayfullah, dalam Syura Alimov (Dewan Ulama Muslim).
Muslim Shishani mengatakan bahwa kelompok itu mengatakan mereka tidak bisa pergi untuk berperang di Chechnya (sulitnya medan gunung dsb), sehingga mereka datang ke Suriah, meskipun mereka telah berjanji setia (baiat) kepada Dokka Umarov, amir Imarah Kaukasus.
Dia menambahkan bahwa salah satu pemimpin kelompok menyarankan bahwa, jika seorang mujahidin berada di daerah di mana Dokka Umarov memegang kekuasaan, maka mereka harus tunduk padanya, namun jika pesawat tempur meninggalkan wilayah dimana Dokka Umarov memegang kekuasaan, maka ia tidak diwajibkan untuk melakukannya. Jika ada amir lain dalam wilayah yang memiliki pengaruh, maka kalian diwajibkan untuk menyerahkan kepadanya – asalkan ia berkuasa atas seluruh area (memiliki tamkin).
Muslim Shishani mengatakan, setelah mendengar semua pendapat, kelompok tersebut memutuskan bahwa mereka perlu untuk independen di Suriah dan memutuskan masalah bersama-sama sesuai dengan Hukum Syariah. Mujahidin dari Kaukasus berada di Suriah untuk membantu sebanyak apapun yang mereka bisa, Muslim Shisani menyatakan.